Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar) Indonesia sedang mempelajari tren wisata terbaru untuk meningkatkan pendapatan negara. Dalam beberapa tahun terakhir, industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut data Kemenpar, pada tahun 2019, sektor pariwisata menyumbang sekitar 5,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Namun, dengan adanya pandemi COVID-19, industri pariwisata mengalami penurunan yang signifikan akibat pembatasan perjalanan dan penutupan tempat wisata.
Untuk mengatasi hal ini, Kemenpar sedang melakukan studi mendalam tentang tren wisata terbaru yang dapat menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan negara. Salah satu tren yang sedang dipelajari adalah pariwisata berbasis digital, seperti wisata virtual dan penggunaan teknologi untuk mempromosikan destinasi wisata.
Selain itu, Kemenpar juga tengah memperhatikan tren wisata berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan dan budaya di destinasi wisata, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Selain itu, Kemenpar juga sedang mempelajari tren wisata halal, yang merupakan pasar yang berkembang pesat di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan muslim di seluruh dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menarik lebih banyak wisatawan muslim dengan menyediakan fasilitas dan layanan yang sesuai dengan prinsip kehalalan.
Dengan mempelajari tren wisata terbaru ini, diharapkan Kemenpar dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan pendapatan negara melalui sektor pariwisata. Selain itu, upaya untuk memperhatikan keberlanjutan dan kehalalan dalam industri pariwisata juga akan membantu menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan perekonomian masyarakat lokal di destinasi wisata.